Profil Desa Kapencar
Ketahui informasi secara rinci Desa Kapencar mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kapencar di Kecamatan Kertek, Wonosobo, adalah sebuah desa yang dijuluki "Miniatur Indonesia" karena keragaman agama, budaya, dan kesenian yang hidup harmonis. Berada di jalur strategis dan diapit Gunung Sumbing-Sindoro, desa ini menjadi sentra perta
-
Miniatur Indonesia
Desa Kapencar dikenal sebagai "Kampung Pancasila" karena masyarakatnya yang beragam agama dan budaya dapat hidup rukun dan damai, menjadikannya model kerukunan sosial di tingkat nasional.
-
Pusat Pertanian Unggulan
Terletak di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro, desa ini merupakan produsen utama tembakau, sayuran, dan kopi, yang menjadi tulang punggung perekonomian warga.
-
Lokasi Strategis
Posisinya yang berada di jalur tengah Purwokerto-Semarang memudahkan akses dan distribusi hasil pertanian, mendukung stabilitas ekonomi masyarakat.
Sektor ekonomi di Desa Kapencar didominasi oleh pertanian, sebuah hal yang wajar mengingat kondisi tanahnya yang subur berkat letak geografis di lereng gunung berapi. Tembakau adalah salah satu komoditas utama yang menjadi andalan petani di desa ini. Selain itu, ada juga berbagai jenis sayuran, palawija dan kopi yang dibudidayakan secara ekstensif.Kondisi iklim yang sejuk dan tanah vulkanis menjadikan Kapencar ideal untuk agribisnis. Petani setempat menerapkan praktik pertanian yang efisien untuk memaksimalkan hasil panen. Selain pertanian, peternakan juga merupakan sumber mata pencaharian penting bagi masyarakat. Kombinasi pertanian dan peternakan ini menciptakan ekosistem ekonomi yang stabil dan mandiri bagi warga desa. Keberadaan desa ini di jalur utama Purwokerto-Semarang turut memudahkan distribusi hasil bumi ke pasar-pasar besar.
Profil Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Kapencar memiliki posisi yang sangat strategis. Berada di jalur Purwokerto-Semarang, desa ini mudah diakses dan menjadi titik penting bagi pergerakan ekonomi di wilayah Wonosobo. Desa ini terletak di ketinggian sekitar 1.200 hingga 1.300 meter di atas permukaan laut, sehingga udaranya dingin dan sejuk sepanjang tahun.Berdasarkan data yang ada, Desa Kapencar terbagi menjadi dua dusun utama, yakni Dusun Kapencar dan Dusun Sontonayan. Kedua dusun ini memiliki total 9 Rukun Warga (RW) dan 60 Rukun Tetangga (RT). Data dari Pilkades tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) tercatat 4.420 orang. Sementara itu, informasi lain menyebutkan jumlah penduduk sekitar 4.350 jiwa yang tersebar di 1.533 Kepala Keluarga (KK). Meskipun tidak ada data pasti mengenai luas wilayah, kepadatan penduduk di Kapencar terbilang moderat, mendukung aktivitas agraris yang intensif.
Sosial dan Kebudayaan
Satu hal yang paling menonjol dari Desa Kapencar adalah kerukunan sosial yang luar biasa. Desa ini dijuluki sebagai "Kampung Pancasila" karena masyarakatnya yang beragam, baik dari segi agama, kesenian, maupun budaya, dapat hidup berdampingan secara harmonis. Kehidupan yang saling menghargai dan toleran menjadi nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh warga.Desa ini juga memiliki sejarah yang menarik. Terdapat beberapa catatan sejarah yang menyebutkan adanya peninggalan, seperti "Watu Layang" yang konon memiliki kaitan dengan Pangeran Diponegoro. Meskipun keberadaan batu tersebut sudah tidak dapat ditemukan, kisah ini menunjukkan kekayaan sejarah yang dimiliki Desa Kapencar.
Kesimpulan dan Implikasi
Desa Kapencar adalah contoh nyata bagaimana potensi geografis dan nilai-nilai sosial dapat bersatu untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan damai. Berkat lokasinya yang strategis di antara Gunung Sumbing dan Sindoro, sektor pertanian desa ini berkembang pesat. Di sisi lain, julukan sebagai "Kampung Pancasila" menegaskan bahwa Kapencar tidak hanya unggul dalam hal ekonomi, tetapi juga dalam mengelola keberagaman sosial.Pengembangan di masa depan dapat berfokus pada diversifikasi produk pertanian dan peningkatan akses infrastruktur untuk mendukung distribusi. Dengan terus memelihara kerukunan sosial yang ada, Desa Kapencar memiliki potensi besar untuk menjadi model desa yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman.
